Keajaiban Cinta
Cerpen Karangan: Rita MarzelaKategori: Cerpen Cinta
Lolos moderasi pada: 18 December 2018
Entah sejak kapan aku menjadi keras kepala. Seharusnya, kisahku mungkin lebih baik tak ada. Mecintai meski banyak yang menentang. Mempertahankannya dan terus menjadikan dia milikku meski aku tahu pada akhirnya itu hanya akan menyakiti banyak orang, tapi aku tak mengerti berapa besar cinta yang kumiliki hingga aku masih bersamanya meski aku tahu kita berbeda. Aku Ratna dan kekasihku Reyhan, kami berbeda, berbeda suku.
Kisah yang dimulai sejak pertemuanku pertama kali dengannya, saat kita berdua baru masuk sebuah organisasi yang sama. Awalnya, aku tak tahu jika Reyhan termasuk suku Jawa, suku yang berbeda dengan diriku. Organisasi yang membuat kami mengemban tugas untuk Negara. Setiap hari kami dipertemukan di tempat dan waktu yang sama selama dua minggu dan saat itu juga aku mengetahui bahwa nama sosok pria yang membuat tatapanku tak bisa berpaling namanya Reyhan.
Ini takdir atau hanya sebuah kebetulan. Tuhan selalu punya cara untuk mendekatkan kita di tempat ini hingga akhirnya kita berteman. Tindakan sederhana yang dilakukan Reyhan terhadap diriku. Mungkin pepatah mengatakan cinta datang karena terbiasa, dan pada akhirnya aku mulai memiliki rasa terhadap Reyhan, entah sejak kapan aku mulai menyukainya, yang pasti aku merasa bahagia saat dia menatapku dan memperlakukanku dengan sangat manis. Aku merasa cemburu jika kulihat dia berbicara dengan perempuan lain selain aku. Kata orang inilah yang dinamakan cinta. Tapi, itu hanya rasaku saja aku tak pernah tahu isi hatinya.
“Rat” Reyhan memanggilku
Reyhan memang duduk di sebelahku, jarak yang terlalu dekat untuk dua hati yang saling menemukan cinta.
“Iya Rey, kenapa?” tanyaku padanya
“Buruan kalo mau minum. senior masih belum lihat ke arah kita” ucapnya dengan tersenyum padaku.
Reyhan memang duduk di sebelahku, jarak yang terlalu dekat untuk dua hati yang saling menemukan cinta.
“Iya Rey, kenapa?” tanyaku padanya
“Buruan kalo mau minum. senior masih belum lihat ke arah kita” ucapnya dengan tersenyum padaku.
Bukan hal yang asing lagi jika aku bertindak konyol di depan Reyhan, dan dia sangat memahami kebiasaan diriku. Aku masih tak percaya dengan instingku sebagai wanita terhadapnya. Ini pertama kalinya dalam hidupku aku merasakan bahagia dengan tindakan sederhana seorang pria, dan yang lebih membahagiakan pria itu adalah Reyhan.
Semakin hari kami selalu punya cerita di asrama tempat kami tinggal. Reyhan dan aku selalu tak bisa berhenti untuk menatap. Meski begitu aku sebagai wanita tak bisa banyak berharap tentang rasa yang kupunya. Aku wanita yang pendiam dan tak banyak bicara, dan kurasa ini pertemuan yang akan berlalu begitu saja. Kenangan bisa tercipta dengan cepat di sini. Selalu ada cara untuk membuat kami menjadi dekat, entah itu jarak ataukah hati?
Hingga proklamasi, aku sangat terlihat gugup dan takut tentang diriku. Aku takut untuk tampil di hadapan orang banyak. Namun, ada sosok pria yang mendekatiku dengan pelan dan mengulurkan tangannya padaku.
“Semangat, semoga sukses” ucap Reyhan dengan tersenyum dan menatapku dengan dalam.
Tak kuhiraukan sekelilingku, dan rasaku tentang Reyhan. Yang kupikirkan saat itu adalah aku harus berani dan bisa. Ya, akhirnya aku berhasil dengan tekat yang begitu kuat. Kami selesai mengibarkan dan menurunkan bendera merah putih. Aku sangat bahagia dan menjadi terharu untuk langkah awal dari perubahan pada hidupku. Selain aku menemukan pengalaman yang merubah hidupku, aku pun menemukan cintaku di sini semua karena proklamasi.
“Semangat, semoga sukses” ucap Reyhan dengan tersenyum dan menatapku dengan dalam.
Tak kuhiraukan sekelilingku, dan rasaku tentang Reyhan. Yang kupikirkan saat itu adalah aku harus berani dan bisa. Ya, akhirnya aku berhasil dengan tekat yang begitu kuat. Kami selesai mengibarkan dan menurunkan bendera merah putih. Aku sangat bahagia dan menjadi terharu untuk langkah awal dari perubahan pada hidupku. Selain aku menemukan pengalaman yang merubah hidupku, aku pun menemukan cintaku di sini semua karena proklamasi.
Keesokan harinya kami dipulangkan kembali ke rumah. Ini adalah bagian perpisahan aku dan Reyhan dalam dua pekan terakhir ini. aku sedih dengan kepulangan yang membuat setiap pagiku tak bisa menatap dan melihat senyum dari sosok pria yang bersamaku. Namun, aku juga tak menyangka, tiba-tiba saja Reyhan menepuk bahuku.
“Ada nomor handphone?”
“Iya ada han” ucapku dengan menyebutkan satu per satu angka padanya
“Ada nomor handphone?”
“Iya ada han” ucapku dengan menyebutkan satu per satu angka padanya
Kepulangan kami ke rumah membawa kenangan dalam ingatan. Apa lagi antara aku dan Reyhan. Setiap hariku meski terasa berat aku menjadi tanpa beban ketika kutatap sosok pria yang menjadi alasanku untuk kuat. Sesampainya di rumah, ponselku bergetar.
“Udah sampai di rumah Rat?, Reyhan ..”
“Iya udah han, kamu sudah?”
Satu demi satu kami mengirim pesan lewat via sms. Ada pesan masuk yang berasal dari Reyhan yang membuatku sedikit terkejut sekaligus senang.
“Udah sampai di rumah Rat?, Reyhan ..”
“Iya udah han, kamu sudah?”
Satu demi satu kami mengirim pesan lewat via sms. Ada pesan masuk yang berasal dari Reyhan yang membuatku sedikit terkejut sekaligus senang.
“Rat, aku mau ngomong sesuatu sama kamu?”
“Mau ngomong apa han?”
“Kamu mau jadi pacar aku?”
Aku terkejut mendengarnya, ada perasaan lega dalam hatiku karena sebenarnya aku pun merasakan hal yang sama. Aku juga mencintai Reyhan.
“Mau aku jawab sekarang han?” aku berusaha untuk menggodanya
“Tahun depan Rat, aku butuh jawaban sekarang Ratnaaa” ucapnya
“Baiklah, aku menjawab iya han”
“Mau ngomong apa han?”
“Kamu mau jadi pacar aku?”
Aku terkejut mendengarnya, ada perasaan lega dalam hatiku karena sebenarnya aku pun merasakan hal yang sama. Aku juga mencintai Reyhan.
“Mau aku jawab sekarang han?” aku berusaha untuk menggodanya
“Tahun depan Rat, aku butuh jawaban sekarang Ratnaaa” ucapnya
“Baiklah, aku menjawab iya han”
Pada saat itu kita resmi menjadi pasangan kekasih, bukan teman lagi tapi pacar. Hubungan yang baru saja dimulai, dengan ini kita menjadi saling mengenal satu sama lain. Aku tau tentang latar belakang keluarganya yang sangat berbeda dengan keluargaku. Kami juga berbeda suku, suku lampung yang ada pada keturunan keluargaku memliki perbedaan yang masih jauh dengan Reyhan dan keluarganya. Kami memutuskan untuk tetap bersama meski kami tahu bahwa akan sangat sulit menyatukan dua keluarga yang berbeda.
Kesetianku pada jarak membuat hubungan dengan Reyhan masih terjalin selama hampir tiga tahun. Bukan hanya aku yang mempunyai hati yang kuat tapi Reyhan juga. Meski berulang kali badai datang dalam hubungan kami, namun ada penyelesaian yang terjadi. Ada rindu yang memuncak yang tak kunjung usai, tapi Reyhan selalu berkata, “Jarak adalah di mana kita mengetahui seberapa dalam rasa yang kita miliki”.
Dalam hubungan tak perlu seberapa banyak nya pertemuan. Tapi tentang seberapa kuatnya hatimu menjaga satu nama dengan segala ujian cinta. Aku benar-benar merasakan ajaibnya cinta Reyhan yang bisa membuatku bersabar sampai sejauh ini. meski tak hanya kebahagian saja yang diberikan ada kesedihan di dalamnya. Namun, cinta menjadi alasan kami untuk bertahan.
Tak berhenti pada titik ini, orangtuaku mengetahui Reyhan yang menjadi pacarku. Mengetahui latar belakang Reyhan meski tak sepenuhnya benar adanya. Namun, mereka bertindak tak adil pada hatiku dan Reyhan. Tak ada restu dalam hubungan ini. tapi aku dengan keras kepala terus melanjutkan sampai aku benar-benar memutuskan atas kehendakku sendiri.
Hari-hari berlalu begitu saja, memang tak ada yang menyukai Reyhanku. Tapi aku masih mempertahankan meski aku tau begitu banyak hal yang akan kusakiti. Aku mengharapkan Reyhan bisa sangat mengerti diriku yang begitu memperjuangkannya terhadap keluargaku,.akan kuperkenalkan dia jika dia dan aku sudah menjadi manusia yang pantas dihadapan semua orang. Aku terus saja meminta Reyhan untuk tidak berhenti berjuang bersama dan kita lihat bahwa kita akan membuat semua yang menentang menjadi tertunduk oleh keajaiban cinta yang kita miliki.
HUMOR
1. Beda betina
Pada suatu kunjungan di peternakan sapi, sepasang suami istri mendapat penjelasan bahwa sapi di sana sehat-sehat dan kuat.
Pemandu: Bapak dan ibu, ini sapi dari Selandia Baru sangat kuat, dalam sehari bisa berhubungan sampai 5 kali
Istri: Tuh Pak, 5 kali sehari. Bisa nggak?
Pemandu: Bapak dan ibu, kalau ini sapi Australia, lebih kuat lagi. Dalam sehari bisa sampai 10 kali.
Istri: Tuh Pak, sampai 10 kali, bayangin!
Suami: Pak pemandu, itu 10 kali dengan betina yang sama apa nggak?
Pemandu: Ya beda-beda dong, Pak.
Suami: Tuh Ma, betinanya beda-beda. Boleh nggak?
2. Balon gas mama
Pada suatu pagi seoarang anak ynag masih balita bertanya pada papanya.
Anak: Pa, apa sih yang ada di dada mama itu?
Papa: Oh itu balon gas. Nanti kalau mama meninggal balon itu kita tiup biar mama terbang ke surga.
Begitu kata sang ayah mengakali pertanyaan anaknya. Pada sore hari sepulang kerja sang ayah melihat anaknya termenung duduk di teras sendirian. Sang ayah tak tahan untuk bertanya.
Papa: Lho kok sedih?
Anak: Pa, sebentar lagi mama mau pergi ke surga?
Papa: Apa maksudmu Nak?
Anak: Tadi siang waktu Papa masih kerja balon mama ditiup Om Karjo.
3. Gadis lugu
Suatu kali seorang gadis lugu yang baru pulang dari sekolah mengajak ibunya mengobrol.
Anak: Bu, kok tadi di sekolah teman-teman cowok ngeliatin kolong meja tempat dudukku?
Ibu: Biasanya sih anak cowok gitu ngintipin celana dalam cewek.
Anak: Oh, untung aku tadi nggak pake, jadi mereka nggak bisa ngintipin celana dalamku.
Ibu: ???
Pada suatu kunjungan di peternakan sapi, sepasang suami istri mendapat penjelasan bahwa sapi di sana sehat-sehat dan kuat.
Pemandu: Bapak dan ibu, ini sapi dari Selandia Baru sangat kuat, dalam sehari bisa berhubungan sampai 5 kali
Istri: Tuh Pak, 5 kali sehari. Bisa nggak?
Pemandu: Bapak dan ibu, kalau ini sapi Australia, lebih kuat lagi. Dalam sehari bisa sampai 10 kali.
Istri: Tuh Pak, sampai 10 kali, bayangin!
Suami: Pak pemandu, itu 10 kali dengan betina yang sama apa nggak?
Pemandu: Ya beda-beda dong, Pak.
Suami: Tuh Ma, betinanya beda-beda. Boleh nggak?
2. Balon gas mama
Pada suatu pagi seoarang anak ynag masih balita bertanya pada papanya.
Anak: Pa, apa sih yang ada di dada mama itu?
Papa: Oh itu balon gas. Nanti kalau mama meninggal balon itu kita tiup biar mama terbang ke surga.
Begitu kata sang ayah mengakali pertanyaan anaknya. Pada sore hari sepulang kerja sang ayah melihat anaknya termenung duduk di teras sendirian. Sang ayah tak tahan untuk bertanya.
Papa: Lho kok sedih?
Anak: Pa, sebentar lagi mama mau pergi ke surga?
Papa: Apa maksudmu Nak?
Anak: Tadi siang waktu Papa masih kerja balon mama ditiup Om Karjo.
3. Gadis lugu
Suatu kali seorang gadis lugu yang baru pulang dari sekolah mengajak ibunya mengobrol.
Anak: Bu, kok tadi di sekolah teman-teman cowok ngeliatin kolong meja tempat dudukku?
Ibu: Biasanya sih anak cowok gitu ngintipin celana dalam cewek.
Anak: Oh, untung aku tadi nggak pake, jadi mereka nggak bisa ngintipin celana dalamku.
Ibu: ???
4. Gentong nikmat
Sebuah kapal pesiar telah dirompak selama berminggu-minggu. para penumpang yang semuanya laki-laki ditahan. Tidak terkecuali sang kapten. Suatu waktu kapten kapal menyampaikan keluhan pada perompak.
Kapten: Aku sudah lama kalian tahan, aku butuh wanita.
Perompak: Kamu bisa mencoba gentong yang tengahnya telah dilubangi itu, rasanya sama seperti wanita.
Kapten: Ah yang benar?
Meskipun tak percaya, kapten tetap mencobanya. Usai mencoba, kapten berkata pada perompak.
Kapten: Good. rasanya bahkan lebih nikmat daripada wanita.
Perompak: Kamu bisa memakai setiap hari, kecuali hari Rabu.
Kapten: Mengapa?
Perompak: Karena Rabu adalah jadwalmu berada di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar